4. File
system and Sistem Operasi
Hampir semua
OS juga menyediakan file system, karena file system adalah bagian integral dari
semua OS. Tugas nyata dari OS microcomputer generasi awal hanyalah berupa
manajemen file. Beberapa OS masa kini memiliki komponen terpisah untuk
menangani file system yang dulunya disebut Disk Operating System (DOS) ini.
Dalam beberapa mikrokomputer, DOS diload secara terpisah dari bagian OS yang
lain.
Karena
itulah, diperlukan interface antara user dan file system yang disediakan oleh
software dalam Sistem Operasi. Interface ini dapat berupa textual seprti Unix
Shell atau grafis seperti file browser. Jika berupa grafis, seringkali
digunakan metafora seperti folder, isi dokumen, file dan direktori folder.
4.1 File
system flat
Dalam sebuah
file system flat, tidak ada subdirektori – semua file disimpan pada level media
yang sama (root), misal hard disk, floppy disk, dll. Sistem ini menjadi tidak
efisien ketika jumlah file bertambah banyak, dan karenanya sulit bagi user
untuk mengorganisir data ke dalam grup-grup.
4.2 File
system dalam platform Sistem Operasi Unix-like
Sistem
Operasi Unix-like membuat file system virtual, yang membuat semua file pada
semua media tampak berada pada susatu hirarki tunggal. Hal ini berarti, dalam
sistem tersebut,ada satu direktori /root, dan setiap file yang ada pada sistem
diletakkan di bawah direktori tersebut.. Lebih jauh lagi, direktori /root tidak
harus berada dalam suatu media fisik. Dirsktori tersebut bisa jadi tidak
ada di Hard Drive bahkan mungkin tidak berada di komputer Anda. OS Unix-Like
dapat menggunakan sumber daya dari jaringan sebagai direktori /root-nya.
Sistem
Unix-like memberikan nama kepada tiap media, tapi hal ini bukanlah cara
bagaimana file dalam media tersebut diakses. Untuk mendapatkan akses ke file di
media lain, Anda pertama kali harus memberitahu OS di direktori mana file
tersebut akan tampil. Proses ini disebut dengan mounting sebuah file system.
Sebagai contoh, untuk mengakses file pada CD-ROM, user harus memberitahu OS
“ambil file system dari CD-ROM ini dan tampilkan pada direktori ini dan ini”. Direktori
yang diberikan ke OS disebut sebagai mountpoint, yang bisa berupa, misalnya
/media. Direktori /media ada pada kebanyakan Sistem Unix dan ditujukan khusus
untuk dipakai sebagai mount point untuk media removable seperti CD, DVD, dan
floppy disk. Umumnya, hanya administrator aau pengguna root dapat melakukan
aksi mounting file system ini.
OS Unix-like
seringkali sudah memiliki software dan tools yang menangani proses mounting dan
menyediakan fungsi baru. Strategi ini disebut dengan “auto-mounting”, seperti
yang tercermin dalam tujuannya.
1. Dalam
banyak situasi, file system selain root diharuskan tersedia segera setelah OS
telah boot. Karena itu, semua Sistem Unix-like menyediakan fasilitas untuk
me-mount file system pada saat booting. Administrator menyebut file system ini
2. Dalam
beberapa situasi, tidak perlu me-mount beberapa file system pada saat boot,
meskipun mungkin dibutuhkan setelahnya. Ada
3. Media
removable telah menjadi hal yang umm dengan platform mikrokomputer. Removable
media ini mengijinkan program dan data untuk ditransfer antar mesin tanpa
koneksi fisik. Misalnya USB flash drive, CD-RM, dan DVD. Hal ini menyebabkan
dikembangkannya perangkat untuk mendeteksi keberadaan suatu medium dan
ketersediaan mount-point serta me-mount media tersebut tanpa intervensi dari
user.
4.Sistem
Unix-like yang lebih maju juga telah mengenalkan konsep yang disebut
supermounting. Contohnya, sebuah floppy disk yang telah di-supermount dapat
dicopot secara fisik dari sistem. Dalam keadaan normal, disk harus sudah
disinkronkan dan kemudian di-unmount sebelum dicopot. Sinkronisasi yang
diperlukan sudah terjadi, disk yang berbeda dapat disisipkan ke dalam drive.
Sistem secara otomatis mengetahui bahwa disk telah dirubah dan mengupdate isi
mount point untuk mengindikasikan medium baru. Fungsi serupa ditemukan pada
mesin Windows standar.
5. Inovasi
serupa yang dipilih oleh beberapa pengguna adalah menggunakan autofs, sistem
yang tidak membutuhkan perintah mount manual. Perbedaannya dengan supermount
adalah media di-mount secara transparan ketika permintaan ke file system
dibuat. Cara ini sesuai untuk file system pada server jaringan.
4.2.1 File
system dalam platform Linux
Linux
mendukung banyak file system yang berbeda, tapi pilihan yang umum untuk sistem
di antaranya
adalah keluarga ext* (seperti ext2 dan ext3), XFS, JFS dan ReiserFS 4.2.2 File
system dalam platform Mac OS X MacOS X menggunakan file system HFS Plus yang
merupakan turunan dari Mac OS klasik yaitu. HFS plus adalah file system yang
kaya metadata dan case preserve. Karena Mac OS X memiliki root milik Unix,
aturan Unix juga ditambahkan dalam HFS Plus. Versi terbaru dari HFS plus
menambahkan journaling untuk mencegah kerusakan pada struktur file system dan
mengenalkan sejumlah optimasi dalam hal algoritma alokasi dalam usaha untuk
memecah file secara otomatis tanpa membutuhkan defragmenter luar.
Nama file
dapat mencapai 255 karakter. HFS Plus menggunakan pengkodean Unicode
untuk
menyimpan nama file. Dalam Mac OS X, tipe file dapat diambil dari type code
yang
disimpan
dalam metadata atau nama file.
HFS Plus
memiliki tiga macam link: Hard Link seperti pada Unix, Link simbolis Unix, dan
alias. Alias didesain untuk menangani link ke file asli meski file tersebut
telah dipindah ataupun diubah namanya. Alias ini tidak diinterpretasikan dalam
file system, tapi pada kode File Manager pada userland.
Mac OS X
juga mendukung penggunaan File System UFS yang merupakan turunan dari
File System
Unix BSD.
4.3 File
system dalam platform Microsoft Windows
Microsoft Windows
menggunakan file system FAT dan NTFS
File System
FAT (File Allocation Table) yang didukung oleh semua versi Microsoft Windows
merupakan evolusi file system yang digunakan dalam MS DOS. Selama
bertahun-tahun, banyak fitur telah ditambahkan dalam pengembangannya, yang
terinspirasi dari fitur serupa yang ada pada file system yang dipakai pada
Unix. Versi lama dari file system FAT (FAT12 dan FAT16) memiliki keterbatasan
dalam memberikan nama file, batasan dalam hal jumlah entri dalam direktori root
dalam file system dan batasan jumlah maksimum partisi. Secara spesifik, FAT12
dan FAT16 membatasi nama file hanya sampai 8 karakter dan 3 karakter untuk
perluasan. VFAT yang merupakan perluasan dari FAT12 dan FAT16 mulai
diperkenalkan pada Windows NT dan berikutnya dimasukkan dalam Windows 95, yang
mengijinkan nama file yang panjang.
NTFS yang
diperkenalkan bersama dengan Wndows NT mengijinkan kontrol berbasis Access
Control List. NTFS juga mendukung Hard link, aliran file jamak, indexing
atribut,
pengecekan kuota,
kompresi dan menyediakan mount point untuk file system lainnya.
Tidak
seperti Sistem Operasi lainnya, Windows menerapkan abstraksi berupa drive
letter pada level user untuk membedakan sebuah disk atau partisi dari yang
lain. Sebagai contoh, path C:\Windows menunjukkan direktori Windows pada
partisi yang ditunjukkan oleh label huruf C. Drive dalam jaringan juga dapat
di-map menjadi drive letter.
4.3.1 Proses
pengambilan data
Sistem
Operasi memanggil IFS (Installable File System) manager. IFS kemudian Memanggil
FSD (File System Driver) yang sebenarnya untuk membuka file yang diminta dari
beberapa pilihan FSD yang bekerja untuk File System yang berbeda –NTFS, VFAT,
CDFS (untuk drive optikal) dan network drive. FSD kemudian mendapatkan info
lokasi kluster pertama dari file pada disk dari FAT, VFAT atau MFT (Master File
Table). MFT inilah yang yang memetakan semua file pada disk dan merekan jejak
di mana file disimpan.
Kelompok 2 :
Chandra Rizki Maulana (51411608)
Konita Luptiya (54411009)
Bambang Bayu Aldi (51411396)